An STEM Consultant, International Business And Scholarships Consulting : Bab 2. Ihrom, segala yang diharamkan, kewajiban2 dan sunah-sunah nya (Halaman 113)

Saturday, July 2, 2022

Bab 2. Ihrom, segala yang diharamkan, kewajiban2 dan sunah-sunah nya (Halaman 113)

Download kitab Al- Idoh fi manasikil haj wal umroh

Pasal 1 

(Pembahasan Miqot haji)

Haji memiliki 2 miqot (batasan) , waktu dan tempat 

- Miqot zamani (syawwal, dzul qo'dah, dzul hijjah, dan 10 hari dzulhijjah, akhirnya adalah terbit fajar hari 'iedul adha).  tidak sah ihrom haji selain waktu ini.; 

-jika ihrom haji selain waktu tersebut, maka tidak sah haji nya dan menjadi umroh yang bisa jadi umroul islam (umroh wajib) menurut pendapat paling sohih. 

-menurut pendapat lain, tidak menjadi umroh tetapi bertahalul dengan amal umroh. 

-menurt qil (pendapat) lain, tidak sah haji di malam ied tetapi hukumnya adalah hukum selain bulan-bulan haji dan jika berihrom sebelum bulan-bulan haji dengan ihrom mutlaq maka menjadi sah umroh.  


- Miqot makani (tempat). jemah haji terbagi dua :

        Pertama, * Di mekkah sebagai penduduk asli mekkah atau pendatang maka miqot nya adalah                                    mekkah itu sendiri.

                         menurut pendapat lain, mekkah dan seluruh tanah harom, 

                        * yang paling sohih adalah yang pertama. dan baginya bisa ihrom dari seluruh penjuru                                   kota mekah   

                        * secara afdol, ada dua qoul imam syafi'i, (1) yang sohih dari kedua nya adalah berihrom                               dari pintu rumah nya di mekkah. (2) adalah dari mesjid terdekat dari rumah.

                        * disunahkan bagi orang yang muqim di mekkah untuk berihrom pada hari tarwiah (8                                   dzulhijjah) baik haji nya ifrod ataupun qiron. maka miqot nya apa yang telah dijelaskan.

                       * menurut satu pendapat, jika bermaksud qiron, maka mesti menegakkan ihrom dari tanah                           halal terdekat, sebagaimana jika ingin umroh saja, penduduk mekkah ihrom nya dari                                  tanah halal terdekat. yang sohih adalah yang kami jelaskan sebelumnya.    

        Kedua,  alufuqiyu (tidak bermuqim di mekkah), maka miqot nya ada 5. 

                       * dzulhulaifah (miqot jemaah haji yg berarah dari madinah)

                       * juhfah (dari arah syam pada jalan tabuk dan dari arah mesir dan magrib)

                       * qornul manazil (dari arah najd hijaz dan najd yaman)

                       * yalamlam (dari arah tihamah, bagian dari yaman)

                       * dzatu 'irqin (dari arah maysiq seperti khurasan dan iraq)

...

...

Far'un (Cabang) :

- Jika seseorang sampai di miqot dan ia ingin berhaji atau umroh maka harus ihrom dari miqot. 

- jika melewati miqot tanpa berihrom maka telah berdosa dan harus kembali ke miqot dan           berihrom dari miqot jika tidak ada 'udzur.

- jika ada 'udzur seperti takut diperjalanan atau terpisah dari teman dan rombongan atau waktu yang sempit maka telah berihrom dan مضي في نُسكه (melanjutkan ibadahnya) dan harus membayar dam bila tidak kembali lagi ke miqot.

- jika kembali ke miqot sebelum ihrom lalu ihrom dari miqot atau setelah ihrom dan masuk mekkah sebelum towaf atau sesuatu dari berbagai jenis nusuk maka gugur darinya dam. 

- jika kembali setelah mengerjakan nusuk, maka tidak gugur baginya dam sama saja pada kewajiban dam orang yang melewati miqot dengan sengaja atau tidak disengaja (tidak tau atau lupa) karna udzur tanpa keduanya. dan pastinya terpisahkan dalam dosa. tidak ada dosa bagi yang lupa atau tidak tau dan dosa bagi yang sengaja. 


Pasal 2

(Pembahasan adab2 ihrom)

ada beberapa masalah:

1. - disunahkan mandi sebelum ihrom dengan diniatkan karna ihrom.

    - disunahkan bagi setiap orang yang sah darinya ihrom hingga orang yang haid dan nifas dan anak-              anak. 

   - jika wanita haid mungkin untuk tinggal di miqot sampai suci dan mandi kemudian berihrom maka         demikian lebih utama. 

   - sah bagi perempuan haid dan nifas mengerjakan seluruh amal haji kecuali ber towaf dan dua rokaat         setelah nya.  

   - jika seorang yang hendak ihrom tidak mampu berwudu maka hendaklah tayamum.

   - jika mendapati air dan tidak cukup untuk mandi, maka hendaklah berwudu lalu tayamum.    

   - makruh meninggalkan mandi padahal mumkin untuk melakukannya. 

   - ihrom nya tetap sah meski tanpa mandi.

   - bagi jemaah haji, disunahkan untuk mandi pada 10 tempat : (ihrom, masuk mekkah, wuquf di arofah,        wuquf di muzdalifah setelah subuh hari nahar, towaf ifadoh, halaq, tiga mandi untuk melempar                 jumroh hari tasyriq, dan towaf wada)

  - sunah mandi sama bagi laki-laki, perempuan, dan yang haid. bila tidak menemukan air maka sama           seperti penjelasan sebelumnya. 

2. Disunahkan menyempurnakan kebersihan dengan حلق العانة (mencukur habis rambut kemaluan) dan تنف الِابط (mengunting bulu ketiak), قصّ الشّارب (memotong kumis), تقليم الاظفار (menggunting kuku), dan sejenisnya seandainya mencukur habis bulu ketiak sebagai pengganti menggunting rambut kemaluan maka tidak apa apa.    

3. Membasuh kepala dengan sidr, khotmiyyun atau sejenisnya. 

4. Tidak mengenakan pakaian yang diharamkan bagi orang yang ihrom. gunakan lah izar dan rida yang        putih, baru dan bersih. makruh menggunakan kain yang dicelup/مصبوغ/ (berwarna). lalu                             menggunakan  نعلين dan menggunakan wewangian hanya pada badan dengan misk. 

5. Sholat sunah ihrom   



6. Usai sholat sunnah ihrom, mulai berihrom saat kendaraan baru mau mulai berjalan.

Pasal 3

(Sifat-sifat ihrom dan keadaan setelah nya (wa ma yakunu ba'dahu))



Pasal 4

(Talbiah)

 




Jika melihat sesuatu yang menakjubkan  :




Pasal 5

(Hal-hal yang diharamkan saat berihrom)

7 hal yang diharamkan bagi jemaah haji atau umroh :

1. اللّبس (Berdandan / berpakaian normal)  

Orang yang berihrom bisa laki-laki atau perempuan.

- laki-laki haram menutup seluruh atau sebagian kepalanya dengan segala sesuatu yang dianggap penutup kepala baik berjahit atau tidak, معتادا (terbiasa) atau tidak.  

- tidak boleh meletakkan diatas kepalanya عمامة (surban), خرقة (lap), قلنسُوة (topi), قلنسُوة مقوّرة (kerudung berkerudung), dan tidak menutup dengan عصابة (penutup kepala seperti teroris) dan sejenisnya sehingga haram menutup kepala walaupun hanya seukuran mengeluh (لشجّة). dan sejenisnya jika tidak ada keluhan.   

- adapun yang tidak dianggap sebagai penutup maka tidak ada masalah seperti menggunakan bantal sorban (توسّد عمامة), وسادة (bantal), ينغمس في ماء (berendam di air), يستظلّ بمحمل (berteduh dengan mihmal) baik bersentuhan dengan kepala atau  tidak.

- menurut pendapat lain, jika mihmal tersebut menyentuh kepala maka harus membayar fidyah dan tidak ada apapun  baginya. 

- jika meletakkan tangan diatas kepala dan memperpanjang atau menguatkan ikatan karna sakit kepala (شدّ عليه خيطا لصداع) atau selainnya maka tidak apa.

- makruh meletakkan diatas kepalanya حِملا ِاو زنبيلا (wadah untuk membawa sesuatu) dan tidak haram menurut pendapat paling sohih. 

-  jika طلي علي راسه بحناء ِاو طين ِاو مرهم (mengecat kepala dengan pacar) atau tanah liat, atau salep. jika tipis (رقيقا), maka tidak mengapa. Jika ثخينا  (tebal) menutupi kepala maka wajib fidyah menurut pendapat sohih.

- adapun selain kepala termasuk wajah dan seluruh badan, maka tidak haram menutup nya dengan izar dan rida dan sejenis keduanya.

-    haram menggunakan pakaian ملبوس و المعمول seukuran badan atau bagian dari badan yang meliputi/membentuk/ menunjukkan badan baik berjahit ataupun tidak. seperti : القميس و السّراويل و التباّن والجبّة والقباء والخفّ (Baju, celana, sorban, jubbah, kiba, dan sandal). seperti جُبّة اللّبْد (jubah berbulu halus), قميص المنسوج غير المحيط (kemeja bukan tenunan),  درع الزّرد (baju perisai perang), والجوشان, (kaus kaki dan paku..?) الجورب والملزق ,   

من الجلُود والقطن (dari kulit atau kapas) atau selainnya berlengan panjang atau tidak, 

- yang sohih adalah diharamkan nya المداس (sendal sepatu berpenutup luas) dan sejenisnya, berbeda dengan النّعل (sendal jepit).

- jika menggunakan sesuatu dari pakaian2 ini maka harus membayar fidyah baik dalam waktu panjang ataupun dalam waktu sempit. 

- barang siapa yang tidak mendapatkan sesuatu sesuai arahan (الإحاطة) di yang disebutkan tadi. maka tidak apa- apa. jika ditemukan خياطة (jahitan) pada pakaian tersebut ان يرتدي القميص والجبّة  (untuk memakai kemeja dan jubah).  ويلتحف به في حال النّوم (Dan membungkusnya dalam keadaan tidur). و ان يتّزر بسراويل ِاو بإزار ملفّق من رقاع مخيطة (Dan untuk disandingkan dengan celana panjang, atau cawat buatan yang terbuat dari tambalan yang dijahit) 

...

...

...

2.  الطّيب (Wewangian / parfume)

3. دهن شعر رالرّاس واللِحية (Meminyaki rambut kepala dan janggut).

4. الحلق و قلم الظّفر (Memotong kuku dan rambut) 

5. عقدالنّكاح

6. Jima dan muqoddimah nya..

7. إتلاف الصّيد (Berburu binatang)


Pasal 6

(Ini adalah tentang keharaman ihrom dan apa yang terkait dengannya. Dan perempuan seperti laki-laki pada setiap keharamannya...)


Pasal 7

(Segala sesuatu selain keharaman yang 7 ini tidak diharamkan bagi orang yang berihrom)


No comments:

Post a Comment